Sunday, January 31, 2010

Jiwa dan bentuk fisik. Kualitas jiwa yang akan menentukan dialam sesudahnya.

Dari tittle terlihat agak sedikit menyeramkan dan janggal. Saya mau share sedikit pengalaman saya yang terkadang mengalami kontak jiwa dengan beberapa orang yang saya kenal ataupun yang belum saya kenal seperti rumusan- rumusan  yang sudah berubah menjadi jawaban kadang berupa relakten dan cara jiwa mereka berdiam difisik tersebut. Tidak konstan dan selalu berubah- ubah setiap kali melihat. Jiwa- jiwa yang menenangkan menjadi teman pelipur lara dan membahagiakan. Jiwa- jiwa penuh arogan membuat relakten tersendiri. Tak peduli bentuk fisik mereka seperti apa. Karena berbeda- bedanya sampai tersentuh dan terkadang saya berfikir tentang kemana hadirnya jiwa setelahnya. Saya melihat orang lalu lalang begitu berbeda body language mereka seperti sudah tahu matahari terbit dari timur, gajah berbelalai, bebek berkwek. "My body's tired. Not my mind. Not my heart. Not my soul. They have different regulations". Semua fisik yang ada terdapat jiwa- jiwa yang kapan saja bisa keluar dari fisik tersebut. Tiupan jiwa kedalam fisik seperti botol kosong yang diisi air dialamnya. Fisik terasa baik buruk karena jiwa yang mendiami. Makhluk berfisik terdapat jiwa yang akan bergulir, hewan memiliki jiwa tapi tidak dengan akal. Apakah akal- akal yang kita miliki hasil dari memory yang menyertai kita dan akan terus bersamaan dialam berbeda, apakah akan direfresh kembali yang mungkin tidak sepenuhnya terefresh? Mental, percaya diri semua tergantung hati dan fikiran apakah begitu kompleksnya terdefinisi. Semua bagaikan komponen- komponen yang membentuk jiwa. Sampai saya tersadar seberapa bagusnya bentuk fisik lebih berkualitas jiwa yang memang benar- benar bagus didalamnya. Perkaya jiwa dan perkaya komponen- komponennya. Terlepas dari itu jiwa jiwa juga memerlukan cinta dari sekeliling untuk menumbuh suburkannya. 

No comments:

Post a Comment